Jurnal #2 : Reiki Empat Ikan Koi



Pertama-tama  kami perkenalkan dahulu mengenai hewan yang kami berikan terapi reiki di jurnal ke-2 ini. Hewan yang bersangkutan adalah ikan koi. Terdapat 4 ikan koi yang berbeda umur dan pola. Keempat ikan koi ini berada di kolam di rumah kami (penulis), ada yang sudah lebih dari 1 tahun, dan sebagian lagi hampir berumur 3 tahun. Karena ukuran kolam tidak begitu luas dan tidak begitu dalam, maka 4 ekor ikan sudah cukup dan sesuai, dan dalam pemeliharaannya sudah kami terapkan prinsip animal welfare.


Semua ikan koi diperoleh dari toko ikan hias dan bukan merupakan ikan koi yang grade kontes atau bisa dibilang merupakan ikan koi yang kualitasnya standar. Sebelumnya, masalah utama dalam memelihara ikan koi tersebut adalah tingkat stress yang tinggi ketika kami dekati kolamnya. Mereka terlihat sangat tidak nyaman ketika ada orang yang mendekati kolam mereka. Mereka akan lari dan menggerombol di salah satu sudut kolam. Kami anggap behavior ini adalah bawaan dari tempat sebelumnya, dimana mereka harus mengalami pergantian tempat, mulai dari sorting di kolam asal mereka, distribusi ke agen besar dan distribusi ke toko-toko ikan hias; betapa stress dan mungkin bisa jadi mereka menjadi tidak percaya lagi dengan manusia. Kondisi ini berlaku bagi 3 ikan koi kami yang berwarna putih krem, putih krem dengan sirip dan ekor panjang, serta warna putih, merah dan hitam (penulis belum terlalu paham mengenai nama pola yang mereka miliki).


Kemudian, sekitar setahun yang lalu, kami beli ikan koi Cagoi (warna hitam coklat homogen) yang menurut pakar koi merupakan ikan koi yang jinak dan dapat menjinakkan kawanan koi di kolam. Harapan kami adalah Cagoi yang kami beli dapat menjinakkan 3 ikan koi sebelumnya. Namun, ternyata, Cagoi tersebut malah bersikap seperti 3 ikan koi sebelumnya. Dan ternyata Cagoi tidak bisa kami harapkan.


Kami berinisiatif untuk memberikan penyaluran energi. Sebelumnya kami periksa terlebih dahulu (karena penulis adalah dokter hewan) karena siapa tahu terdapat masalah medis yang harus ditangani secara medis. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa keempat ikan koi teresebut dalam kondisi sehat. Setelah pemeriksaan medis selesai dan tidak diperlukan treatment medis, maka kami berinisiatif memberikan reiki untuk menyalurkan energi ke keempat ikan koi di kolam kami. 


Kami beranggapan, ada unsur psikis yang mempengaruhi keseimbangan energi di dalam tubuh mereka, dan ketidakseimbangan tersebut berada berlarut-larut dan mempengaruhi unsur psikis lebih lanjut. Sebelum menerapkan reiki untuk penyaluran energi, kami memohon izin terlebih dahulu di dalam ruang reiki (reiki room). Di dalam ruang reiki ini penulis harap bisa mendapat informasi lainnya mengenai mereka. Namun, mereka agak enggan memberikan informasi terkait apa yang mereka rasakan atau informasi lainnya mengenai kehidupan mereka. Tetapi mereka mengizinkan kami untuk menyalurkan energi.


Kami menyalurkan energi kepada keempat ekor koi di kolam dengan harapan energi yang mengalir dari sekitar dapat memperbaiki energi di dalam tubuh mereka, relaksasi dan mengurangi stress. Penyaluran energi tersebut sekitar 30 menit. Setelah selesai penyaluran energi, kami coba untuk meninggalkan kawanan ikan koi tersebut dan kembali lagi setelah 30 menit kemudian. Kami merasa kawanan ikan koi tersebut terlihat lebih tenang, tidak segera kabur ketika kami mendekat ke kolam. Namun, beberapa waktu kemudian masih bergerombol di sudut kolam, belum mau mendekati kami. Terapi reiki masih kami lanjutkan rutin untuk keempat ikan koi di kolam kami.


Salam,

Penulis


Comments

Popular posts from this blog

Kaitan Reiki dan Nyeri

Kucing Jantan Berubah Perangai (Kabur, Agresif, Ribut), Efektifkah Reiki?

Terapi Reiki Untuk Aktivasi Sistem Imun Hewan Kesayangan (Sebuah Hipotesa)