Jurnal #1 : Kucing Baim dengan FLUTD



Di jurnal kasus pertama ini, kami perkenalkan terlebih dahulu kucing yang telah kami berikan terapi Reiki. Kucing yang bersangkutan adalah Baim, kucing persia jantan dan telah berumur sekitar 6 tahun. Si Baim merupakan kucing penghuni Medisatwa sejak Medisatwa-Bekasi buka pertama kali pada pertengahan tahun 2019. Si Baim merupakan kucing yang kami adopsi pada usia yang tidak lagi muda. Pola/gaya hidup si Baim di tempat sebelumnya adalah mayoritas waktu harian dikandangkan. Selama di Medisatwa, Baim merupakan kucing yang sifatnya temperamental, tidak mau bersosialisasi dengan kucing yang lainnya. Bahkan, beberapa kucing klien yang datang ke Medisatwa untuk grooming dan berobat selalu dimusuhinya. 


Pada akhir tahun 2019, si Baim menampakkan tanda klinis berupa susah kencing (bolak-balik di tempat pasir tetapi tidak ada pipis yang keluar), gelisah, dan tidak mau makan. Tanda klinis tersebut merujuk pada kondisi Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD). Penyakit ini menyerang kantung kemih (peradangan kantung kemih) dengan penyebab yang jadi sangat kompleks; dari pola hidup, infeksi, ataupun makanan. Terapi medis oleh dokter hewan sudah kami berikan dan gejala FLUTD mulai mereda dan sembuh. 


Kemudian akhir Januari 2020, si Baim mulai menampakkan kambuhan FLUTD (karena penyakit ini memang sering berulang), dan kali ini dengan gejala tersumbatnya saluran kencing sehingga urine tidak bisa keluar, dan juga sebelumnya ada tanda kencing berdarah. Karena urine yang tertahan lama dapat menyebabkan keracunan dan kematian, maka akhirnya dilakukan pemasangan katheter untuk mengeluarkan urine yang tersumbat dan penanganan medis lainnya. Kemudian gejala FLUTD mereda dan Baim ceria seperti biasanya , tetapi sifat temperamental masih menjadi ciri khasnya.





Akhir Pertengahan Februari 2020, gejala FLUTD mulai tampak dan kali ini juga disertai susah pipis. Namun terdapat perbedaan, yakni kondisi Baim langsung drop. Penanganan medis kami lakukan dengan pemasangan katheter dan pemberian obat. Kali ini, pemasangan katheter lebih sulit daripada periode sebelumnya. Bisa kami bilang bahwa kondisi pada bulan Februari lebih parah dan membahayakan nyawa Baim, karena penyumbatan oleh plak dan peradangan di kantung kemih semakin meningkat levelnya. Setelah terapi pemasangan katheter tersebut, kondisi Baim berangsur-angsur membaik. Di sela-sela terapi medis tersebut, kami berikan terapi holistik berupa terapi Reiki.


Dalam menjalankan aktivitas terapi Reiki, ada satu syarat yang harus dipenuhi, yakni meminta izin kepada Baim terkait penyaluran energi. Permohonan izin berada di ruang reiki dan di ruang reiki inilah animal communication kami dilakukan secara telepati. Pada awalnya Baim tidak memberikan respon terhadap permohonan izin penyaluran energi. Apabila tidak ada respon, maka kami anggap Baim tidak mengizinkan. Kemudian di kesempatan kedua, Baim mulai memberikan respon dan mengizinkan kami untuk menyalurkan energi sekitar. Dalam ruang reiki kali ini tidak banyak informasi yang digali dari Baim. Penyaluran energi berlangsung lama, sekitar 20 menit.


Hari berikutnya, setelah meminta izin Baim untuk penyaluran energi, kami berikan terapi Reiki. Terapi reiki tersebut kami berikan sampai 5 kali rutin setiap hari. Setelah pencopotan katheter, kondisi Baim bertambah baik, dan uniknya sifat temperamen mulai berkurang. Parameternya adalah Baim sudah tenang ketika kami pegang dan tidak takut, jika sebelumnya selalu kabur dan sembunyi di bawah kolong saat kami ingin pegang; lalu si Baim sudah mulai bersosialisasi dengan kucing lain penghuni Medisatwa, serta tidak bersifat agresif terhadap kucing yang datang untuk grooming dan periksa. Setelah kondisi membaik dan tidak menunjukkan gejala FLUTD, maka pada bulan Maret kami lakukan kastrasi pada Baim.


Dan sampai tulisan ini dibuat, awal bulan Oktober 2020, Baim tidak pernah menampakkan gejala FLUTD. Padahal kekhawatiran utama pada kucing yang telah mengalami FLUTD adalah kambuhnya kondisi tersebut. Apakah tidak kambuhnya FLUTD akibat terapi reiki yang diberikan?, Jawabannya tentu tidak semudah ini dan hasil terapi reiki memang belum bisa divalidasi secara saintifik. Harus diingat bahwa semua proses sistem biologi dan biokimia tubuh tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terkait. Kondisi sakit dapat mempengaruhi keseimbangan eneregi di dalam tubuh, ketidakseimbangan energi yang berlarut-larut akan menurunkan kualitas kesehatan yang dapat memperlambat kesembuhan. Terapi medis oleh Dokter Hewan mengatasi penyebab sakit dan memperbaiki kondisi sistem biologi dan biokimia tubuh, kemudian terapi reiki memperbaiki keseimbangan energi di dalam tubuh. Adanya terapi medis dan terapi holistik dapat saling menguatkan untuk kesembuhan dan meningkatkan kualitas kesehatan hewan.


Salam,

Penulis


Comments

Popular posts from this blog

Kaitan Reiki dan Nyeri

Kucing Jantan Berubah Perangai (Kabur, Agresif, Ribut), Efektifkah Reiki?

Terapi Reiki Untuk Aktivasi Sistem Imun Hewan Kesayangan (Sebuah Hipotesa)