Terapi Reiki Untuk Aktivasi Sistem Imun Hewan Kesayangan (Sebuah Hipotesa)

Manusia dalam perkembangan kehidupannya selalu mencari cara terbaik dan efektif untuk menunjang kualitas kehidupan dan kesehatannya. Tidak hanya manusia, tetapi hewan kesayangan yang merupakan bagian dari kehidupannya juga tidak bisa terlepas dari hal tersebut. Manusia dengan perkembangan teknologi yang luar biasa pesatnya berusaha mencari teknik terapi terhadap suatu permasalahan kesehatan baik yang disebabkan oleh agen penyakit (infeksi) dan gangguan metabolisme-imunitas. Alhasil, terapi dan teknik terapi pun berkembang pesat saat ini, baik untuk manusia dan hewan kesayangan. Namun, tidak hanya berhenti disitu saja, pencarian terapi yang terbaik pun masih terus dilakukan oleh manusia. Tentunya penelitian dan temuan terapi kedokteran dan kedokteran hewan wajib kita dukung penuh untuk tujuan peningkatan kualitas kehidupan dan kesehatan manusia dan hewan.

Dalam perkembangan kehidupan manusia di planet bumi, terdapat juga sejumlah terapi yang mungkin sudah eksis sebelum adanya kemajuan di dunia kedokteran dan kedokteran hewan. Terapi-terapi tersebut telah mengiringi kemajuan terapi dan teknik terapi konvensional kedokteran manusia dan kedokteran hewan sampai saat ini. Misalnya saja acupunture, acupressure, traditional chinese medicine, ayurveda, reiki, dan lain sebagainya. Terapi-terapi tersebut disebut sebagai terapi pelengkap alternatif atau terapi pelengkap terintegrasi. Sejumlah terapi alternatif pelengkap tersebut pun sudah dibuktikan efeknya terhadap kesehatan melalui penelitian-penelitian ilmiah. Namun, terdapat juga beberapa terapi alternatif pelengkap yang populer di dunia terapi alternatif tetapi masih sedikit penelitian ilmiahnya; diantaranya adalah reiki. Dan di tulisan ini, kami ingin membuat hipotesa mengenai kaitan terapi reiki terhadap imunitas tubuh, khususnya hewan. Semoga saja di kesempatan mendatang, penelitian dapat kami lakukan.

Terapi reiki merupakan salah satu terapi alternatif dan komplementer (pelengkap) terapi medis/kedokteran konvensional. Terapi reiki bukanlah terapi yang berdiri sendiri dan menggantikan terapi medis/kedokteran konvensional. Di Amerika Serikat, terapi reiki sudah diakui oleh NCCIH (National Center for Complementary and Integrative Health). NCCIH merupakan bagian dari National Institute of Health Amerika Serikat (nccih.nih.gov). Terapi reiki untuk menunjang kesehatan manusia sudah banyak diberikan di negara-negara Eropa dan Amerika, serta reiki untuk hewan juga telah berkembang dan populer di negara-negara barat. Di Indonesia, terapi reiki sebagai terapi pelengkap alternatif memang masih asing di telinga kita, baik bagi manusia dan hewan.

Dalam terapi reiki, energi yang berasal dari alam (semesta) disalurkan oleh praktisi reiki ke tubuh resipien (manusia ataupun hewan) melalui chakra-chakra yang tersebar di tubuh. Mengenai chakra ini sudah pernah kami ulas di postingan sebelumnya. Chakra-chakra yang tersebar di tubuh mempunyai fungsi/tujuan dan cakupan organ atau sistem organ di tubuh. Misalnya saja chakra jantung di hewan yang berperan dalam relationship (antar hewan atau dengan owner) dan chakra tersebut mencakup organ jantung, paru-paru, kelenjar thymus dan sistem imunitas tubuh. Apabila terdapat gangguan di organ-organ tersebut, kemungkinan besar energi di chakra jantung menjadi tidak seimbang atau terganggu alirannya. Penyaluran energi merupakan salah satu cara mencapai keseimbangan energi di lingkaran chakra tersebut dan organ ataupun sistem organ yang dicakup chakra tersebut.

Keseimbangan energi dan aliran energi dapat membantu memperbaiki gangguan di organ atau sistem organ yang terganggu. Tentunya terapi reiki ini diberikan setelah dilakukan terapi medis oleh dokter hewan. Organ dan sistem organ, serta hormon-metabolisme-sistem imun yang terganggu, bahkan sel sekalipun yang terganggu (adanya penyakit) akan menyebabkan ketidakseimbangan energi dan aliran energi. Mengenai hal ini pernah kami ulas di postingan sebelumnya.

Mengenai sistem imun, tubuh memiliki sel-sel yang berperan dalam imunitas, baik itu imunitas bawaan dan dapatan. Secara biokimia, penjelasan mengenai sistem imun sangatlah kompleks. Di tulisan ini, kami membatasi diri, yakni hanya membahas mengenai sel yang sudah ada di tubuh dan berperan dalam imunitas (membunuh sel lain yang bukan sel tubuh dan juga antigen asing seperti virus). Nama sel tersebut adalah sel NK (Natural Killer Cell atau NK Cell). Penelitian mengenai fungsi sel ini saat ini masih dilakukan baik di manusia dan juga hewan, terutama potensi NK Cell terhadap sel kanker  dan infeksi virus.

NK Cell diproduksi di sumsum tulang. NK Cell merupakan bagian dari limfosit (merupakan sel darah putih). NK Cell yang telah diproduksi akan beredar di pembuluh darah tepi bersama sel-sel darah putih lainnya (NK Cell membentuk 10% limfosit yang beredar di pembuluh darah). NK Cell tidak akan membunuh sel tubuh normal. Apabila sel tubuh terinfeksi oleh virus atau ada sel asing (seperti sel kanker), maka NK Cell akan membunuh sel tersebut dan juga virus yang menginfeksi sel tubuh. Perlu diketahui bahwa virus yang menginfeksi hewan pada dasarnya adalah menginfeksi sel hewan tersebut, jika sistem imun tidak mampu menghalau virus, maka rusaklah sel-sel tubuh hewan tersebut dan kematian akan terjadi. Begitu juga dengan sel kanker/tumor, sel tumor sangatlah “bandel” dan memiliki kemampuan membelah diri lebih cepat dari sel tubuh normal, apabila tidak ada yang menghalau, maka sel tumor akan menjadi dominan di tubuh dan akhirnya hewan menderita karena tumor dan kematian dapat terjadi.



NK Cell adalah salah satu sel di dalam tubuh yang memiliki kemampuan membunuh sel asing dan virus. Dalam terapi medis konvensional, NK Cell diharapkan meningkat pada pasien yang terinfeksi virus dan yang mengalami kanker melalui terapi obat maupun nutraceutical (terapi berbahan herba). Jumlah dan aktivitas NK cell yang meningkat diharapkan dapat membunuh virus yang menginfeksi dan juga sel kanker/tumor. Kami belum menemukan penelitian spesifik mengenai pengaruh terapi Reiki terhadap NK Cell baik di manusia maupun hewan. Namun, sebuah study mengenai terapi Qi yang dilakukan oleh Lee et al. (2001) dalam American Journal of Chinese Medicine menyatakan bahwa terapi Qi memiliki efek menstimulasi aktivitas NK Cell di manusia. Terapi Qi memiliki prinsip yang sama dengan terapi Reiki. Kemudian menurut Vermeulen et al. (2012) dalam jurnal Veterinary Immunology and Immunopathology; NK Cell kucing memiliki fenotip yang sesuai dengan fenotip di NK Cell manusia. Sehingga jika dikaitkan dengan hasil study terapi berdasar energi yang dapat meningkatkan aktivitas NK Cell di manusia, maka besar kemungkinan terapi Reiki dapat meningkatkan aktivitas NK Cell di kucing, sehingga terapi Reiki dapat membantu memperbaiki kinerja sistem imun dalam melawan penyakit virus. 



Referensi :
  • Grudzien M, Rapak A. 2018. Effect of natural compounds on NK cell activation. Journal of Immunology Research.
  • Lazarchick J. 2004. NK Cell Lymphocytosis-5. http://imagebank.hematology.org/image/2719/nk-cell-lymphocytosis--5
  • Lee MS, Huh HJ, Jang HS, Han CS, Ryu H, Chung HT. 2001. Effects of emitted Qi on in vitro natural killer cell cytotoxic activity. American Journal of Chinese Medicine 29:17-22.
  • Vermeulen BL, Devriendt B, Olyslaegers DA, Dedeurwaerder A, Desmarets LM, Grauwet KL, Favoreel HW, Dewerchin HL, Nauwynck HJ. 2012. Naturall Killer Cells: Frequency, phenotype and function in healthy cats. Veterinary Immunology and Immunopathology 150:69-78. 

Comments

Popular posts from this blog

Kaitan Reiki dan Nyeri

Kucing Jantan Berubah Perangai (Kabur, Agresif, Ribut), Efektifkah Reiki?